Selasa, 14 April 2015

Layanan Bimbingan dan Konseling




Prof. Dr. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd.
Refika Aditama, Bandung: 2012

Buku ini mengulas tentang Layanan Bimbingan Konseling berbasis kompetensi di sekolah. Buku ini tidak hanya menjadi pegangan untuk seorang konselor/ guru BK (bimbingan koneling), namun juga dapat menjadi pegangan untuk seluruh guru dan perangkat pendidikan dalam membangun perkembangan peserta didik.

Peserta didik yang sebagian besar adalah remaja, memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi, yaitu:
  1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 
  2.  Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat 
  3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai wanita atau pria 
  4.  Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas 
  5.  Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni. 
  6.  Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat 
  7.  Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi 
  8.  Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
Agar peserta didik dapat mencapai seluruh kompetensi tersebut secara optimal, diperlukan kerjasama yang baik antara manajemen/ supervisi (kepala sekolah), pengajaran (guru bidang studi), dan bimbingan konseling/ konselor (guru pembimbing), sebagaimana telah diatur dalam pedoman kurikulum berbasis kompetensi 2004 di sekolah.

Keberhasilan belajar siswa akan lebih memadai apabila wali kelas/ guru menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rohman, 1988: 43) kegiatan bimbingan yang dilakukan guru dalam proses belajar-mengajar secara umum dapat dikelompokkan menjadi:
1.             Mengenal dan memahami siswa secara mendalam
2.             Memperlakukan siswa berdasarkan perbedaan individual
3.             Memperlakukan siswa secara manusiawi
4.             Memberi kemudahan kepada siswa untuk mengembangkan diri secara optimal
5.             Memelihara suasana kelas supaya tetap menyenangkan bagi siswa

Berkaitan dengan bahasan diatas, maka fenomena perilaku guru dalam proses KBM yang bernuansa bimbingan dapat dirinci sebagai berikut: 
  1. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan berupaya menciptakan suasana yang membantu perkembangan siswa. 
  2. Memberikan pengarahan orientasi dalam rangka belajar yang efektif, baik secara khusus dalam bidang studi yang diajarkannya, maupun secara umum dalam keseluruhan sekolah. 
  3. Mempelajari dan menelaah siswa untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya terutama dalam bidang studi ynag diajarkannya. 
  4. Konseling tak resmi kepada siswa yang menghadapi kesulitan tertentu terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang diajarkan. 
  5. Menyajikan informasi tentang masalah pendidikan dan jabatan/ karir. 
  6. Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi dan sosial siswa. Dengan pergaulan yang longgar dan sering bertemu dalam kesempatan belajar, guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan pribadi serta hubungan sosial yang memadai. 
  7. Melakukan pelayanan rujukan (referal) apabila guru mendapatkan siswa yang emmiliki kesulitan yang tidak dapat dipecahkan olehnya sendiri, dan tidak dapat pula dipecahkan dalam lingkungan sekolahnya. Dalam hal ini, guru dapat menunjukkan tempat untuk mendapatkan bantuan yang tepat kepada siswa yang bersangkutan. 
  8. Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas. 
  9. Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri, dengan memahami kekurangan,kelebihan, dan masalah-masalahnya. 
  10. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh siswa bersama-sama dengan wali kelas/ konselor 
  11. Menyelenggarakan KBM sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. 
  12. Membimbing setiap siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik 
  13. Menilai hasil belajar siswa secara menyeluruh dan berkesinambungan 
  14. Melakukan perbaikan KBM bagi siswa yang memerlukannya 
  15. Mempersiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam pembicaraan kasus yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkan 
  16. Bekerja sama dengan wali kelas/ konselor dari tenaga pendidik lain dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa dengan memperhatikan kebijakan dan prosedur bimbingan di lembaga tersebut.
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok. Selain itu dengan kemajuan teknologi, layanan dan bimbingan konseling juga dapat dilakukan dengan e-consuling, yaitu dengan memanfaatkan media telepon ataupun e-mail.

Untuk memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling, tentu saja harus diorganisasi dengan baik oleh perangkat pendidikan (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Konselor, Staff Administrasi, Guru Bidang Study, dan Wali Kelas). Kompetensi dasar yang seyogyanya dimiliki oleh seorang konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi adalah:
1.             Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan
2.             Penguasaan konsep bimbingan dan konseling
3.             Penguasaan kemampuan asesmen
4.             Penguasaan kemampuan mengembangkan program bimbingan dan konseling
5.             Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi layanan bimbingan dan konseling
6.             Penguasaan kemampuan mengembangkan prospek kelompok
7.             Penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi
8.             Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama, dan seting kebutuhan khusus.

Dan keterampilan tambahan yang perlu dimiliki oleh koselor/ guru pembimbing dalam strategi konseling traumatik adalah:
1.             Pandangan yang realistik
2.             Orientasi yang holistik
3.             Fleksibilitas
4.             Keseimbangan antara empati dan ketegasan

Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam layanan bimbingan dan konseling adalah dengan melakukan pengendalian diri dan mengenali potensi dari peserta didik/ konseli. Dibawah ini dijelaskan beberapa intelegensi jamak yang dimiliki oleh manusia menurut Howard Gardner (1993):
1.  Intelegensi Musikal, yaitu kemampuan seseorang untuk menggubah lagu, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Kecerdasan ini lazim dijumpai pada pemain sandiwara, penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik, penyelaras piano, dan budaya traditional tanpa bahasa tulis. Figur terkenal orang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi adalah Mozart. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi adalah sebagai berikut:
·           Sensitif terhadap nada, irama, dan warna nada.
·           Sensitif terhadap kekuatan emosi musik.
·           Sensitif terhadap susunan musik yang rumit..
·           Bisa jadi sangat spiritual.
2.   Intelegensi Badaniah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan anggota tubuh. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada penari, aktor, atlet, juara olah raga, ahli mimik, ahli bedah, karateka, pembalap, pekerja luar, dan bakat mekanis. Figur orang terkenal yang memiliki kecerdasan ini adalah Michael Jordan seorang pebasket dan Tiger Wood seorang pemain golf. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan badaniah-kinetetis yang tinggi adalah sebagai berikut:
·           Memiliki daya kontrol tubuh yang luar biasa.
·           Memiliki daya kontrol terhadap objek.
·           Mengetahui timing yang tepat.
·           Mempunyai refleks yang sempurna dan sangat responsif terhadap lingkungan fisik.
·           Mahir dalam kerajinan tangan.
·           Gampang mengingat apa yang dilakukan, dan bukan apa yang dikatakan.
3.     Intelegensi Logik – Matematika, yaitu kemampuan seseorang untuk menghafal, menghitung, dan menangani pemikiran logis. Kecerdasaan ini biasanya ditemukan pada ahli matematika, ilmuwan, sarjana, penyelidik polisi, pengacara, dan akuntan. Figur terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Marian Diamond seorang Profesor Neuroanatomimdi Universitas California. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·           Suka berfikir abstrak, berhitung, keadaan teratur, komputer, ketepatan, memecahkan masalah, dan bereksperimen.
·           Menggunakan struktur logis.
4.             Intelegensi Berbahasa, yaitu kemampuan seseorang untuk berbicara atau menulis. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada novelis, penyair, penulis iklan, penulis naskah, orator, pemimpin politik, editor, penerbit, jurnalis, dan penulis pidato. Figur terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Winston Churchill, jurnalis Inggris yang menjadi orator, pemimpin politik, dan penulis. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·           Sensitif terhadap pola.
·           Teratur dan sistematis.
·           Mampu berargumentasi.
·           Suka mendengarkan, menulis, dan membaca.
·           Mempunyai daya ingat yang tajam.
·           Menyukai komunikasi yang lisan.
5.             Intelegensi Ruang, yaitu kemampuan seseorang untuk melukis, memotret, atau mematung. Kecerdasan ini umumnya dimiliki oleh arsitek, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur, naturalis, ahli fisika, dan ahli strategi perang. Sosok terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Pablo Picaso seorang pelukis. Ciri-ciri yang menonjol dari kecerdasaan ini adalah:
·           Berpikir dengan gambar
·           Memiliki indra konfiguratif
·           Suka seni menggambar, melukis, dan memahat
·           Mudah membaca peta, grafik, dan diagram
·           Memiliki indra warna yang hebat
·           Menggunakan semua indranya untuk membayangkan

6.             Intelegensi Antar Pribadi, yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada polisi, guru, pemimpin religius, penasihat, penjual, manajer, relasi publik, dan pamong praja. Sosok terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Oprah Winfrey, pembawa acaratalk-show. Ciri-ciri yang menonjol dari kecerdasan ini adalah:
·           Memiliki kemampuan bernegosiasi yang tinggi
·           Mahir berhubungan dengan orang lain
·           Mampu membaca maksud hati orang lain
·           Menikmati berada di tengah-tengah orang banyak
·           Memiliki banyak teman
·           Mampu berkomunikasi dengan baik
·           Suka menengahi pertengkaran
·           Mampu membaca situasi sosial dengan baik

7.             Intelegensi Intra Pribadi, yaitu kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan dan kesadaran diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada novelis, penasihat, orang tua bijak, filosof, guru, dan orang yang memiliki kesadaran diri yang dalam. Figur terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Plato, seorang filosof. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·           Sensitif terhadap nilai diri
·           Sangat sadar terhadap perasaan diri
·           Sensitif terhadap tujuan hidup
·           Sangat sadar terhadap kekuatan dan kelemahan diri
·           Ingin berbeda dari orang kebanyakan dan suka menyendiri

8.             Intelegensi Natural, yaitu kemampuan seseorang untuk mengenal benda-benda disekitar. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada ilmuwan dan petualang alam. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·           Memiliki rasa ingin tahu yan tinggi
·           Cinta terhadap alam disekitarnya

9.             Intelegensi Spiritual, yaitu kemampuan seseorang untuk memaknai kehidupannya. Menurut Ian Marshall (pengarang buku Spiritual Intelligency menyebutkan bahwa orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi itu adalah orang yang mampu berpikir realistis, mampu mengambil pelajaran dari kegagalan, siap menanggung resiko dari apa yang dilakukannya, dan konsisten antara apa yang dilakukan dengan apa yang dikatakan.
Langkah-langkah dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling baik secara individu maupun kelompok secara garis besar diuraikan sebagai berikut:
1.             Tahap Awal Konseling
       Tahap ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga berjalannya proses konseling. Adapun yang dilakukan konselor dalam proses konseling tahap awal ini adalah:
a.         Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah
b.        Memperjelas dan mendefinisikan masalah
c.         Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah
d.        Menegosiasikan kontrak

2.             Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
       Cavanagh (1982) menyebut tahap ini sebagai tahap action. Yaitu mmbantu klien memperoleh pemahaman baru, atau alternatif baru dalam memecahkan masalahnya. Tujuan dari tahap ini adalah:
a.         Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut.
b.        Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara
c.         Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

3.             Tahap Akhir Konseling
       Pada tahap ini, konseling ditandai oleh beberapa hal:
a.         Menurunnya kecemasan klien.
b.        Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, dinamis, dan sehat.
c.         Adanya tujuan hidup yang jelas di masa depan.

       Adapun tujuan lain dari tahap ini adalah:
a.         Terjadinya transfer of learning pada diri klien
b.        Melaksanakan perubahan perilaku klien dalam mengatasi masalahnya
c.         Berakhirnya hubungan konseling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar