Refika Aditama, Bandung: 2012
Buku ini mengulas tentang Layanan Bimbingan Konseling berbasis kompetensi di sekolah. Buku ini tidak hanya menjadi pegangan untuk seorang konselor/ guru BK (bimbingan koneling), namun juga dapat menjadi pegangan untuk seluruh guru dan perangkat pendidikan dalam membangun perkembangan peserta didik.
- Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
- Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
- Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai wanita atau pria
- Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
- Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni.
- Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat
- Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
- Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
Agar peserta didik dapat mencapai seluruh kompetensi tersebut
secara optimal, diperlukan kerjasama yang baik antara manajemen/ supervisi (kepala
sekolah), pengajaran (guru bidang studi), dan bimbingan
konseling/ konselor (guru pembimbing), sebagaimana telah diatur dalam
pedoman kurikulum berbasis kompetensi 2004 di sekolah.
Keberhasilan
belajar siswa akan lebih memadai apabila wali kelas/ guru menerapkan peran
bimbingan waktu mengajar (Rohman, 1988: 43) kegiatan bimbingan yang dilakukan
guru dalam proses belajar-mengajar secara umum dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Mengenal
dan memahami siswa secara mendalam
2.
Memperlakukan
siswa berdasarkan perbedaan individual
3.
Memperlakukan
siswa secara manusiawi
4.
Memberi
kemudahan kepada siswa untuk mengembangkan diri secara optimal
5.
Memelihara
suasana kelas supaya tetap menyenangkan bagi siswa
Berkaitan dengan bahasan diatas, maka fenomena perilaku guru dalam proses KBM yang bernuansa bimbingan dapat dirinci sebagai berikut:
Berkaitan dengan bahasan diatas, maka fenomena perilaku guru dalam proses KBM yang bernuansa bimbingan dapat dirinci sebagai berikut:
- Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan berupaya menciptakan suasana yang membantu perkembangan siswa.
- Memberikan pengarahan orientasi dalam rangka belajar yang efektif, baik secara khusus dalam bidang studi yang diajarkannya, maupun secara umum dalam keseluruhan sekolah.
- Mempelajari dan menelaah siswa untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya terutama dalam bidang studi ynag diajarkannya.
- Konseling tak resmi kepada siswa yang menghadapi kesulitan tertentu terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang diajarkan.
- Menyajikan informasi tentang masalah pendidikan dan jabatan/ karir.
- Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi dan sosial siswa. Dengan pergaulan yang longgar dan sering bertemu dalam kesempatan belajar, guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan pribadi serta hubungan sosial yang memadai.
- Melakukan pelayanan rujukan (referal) apabila guru mendapatkan siswa yang emmiliki kesulitan yang tidak dapat dipecahkan olehnya sendiri, dan tidak dapat pula dipecahkan dalam lingkungan sekolahnya. Dalam hal ini, guru dapat menunjukkan tempat untuk mendapatkan bantuan yang tepat kepada siswa yang bersangkutan.
- Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas.
- Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri, dengan memahami kekurangan,kelebihan, dan masalah-masalahnya.
- Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh siswa bersama-sama dengan wali kelas/ konselor
- Menyelenggarakan KBM sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
- Membimbing setiap siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik
- Menilai hasil belajar siswa secara menyeluruh dan berkesinambungan
- Melakukan perbaikan KBM bagi siswa yang memerlukannya
- Mempersiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam pembicaraan kasus yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkan
- Bekerja sama dengan wali kelas/ konselor dari tenaga pendidik lain dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa dengan memperhatikan kebijakan dan prosedur bimbingan di lembaga tersebut.
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan secara individu
ataupun kelompok. Selain itu dengan kemajuan teknologi, layanan dan bimbingan
konseling juga dapat dilakukan dengan e-consuling, yaitu dengan
memanfaatkan media telepon ataupun e-mail.
Untuk memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling, tentu saja harus diorganisasi dengan baik oleh perangkat pendidikan (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Konselor, Staff Administrasi, Guru Bidang Study, dan Wali Kelas). Kompetensi dasar yang seyogyanya dimiliki oleh seorang konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi adalah:
1.
Penguasaan
wawasan dan landasan pendidikan
2.
Penguasaan
konsep bimbingan dan konseling
3.
Penguasaan
kemampuan asesmen
4.
Penguasaan
kemampuan mengembangkan program bimbingan dan konseling
5.
Penguasaan
kemampuan melaksanakan berbagai strategi layanan bimbingan dan konseling
6.
Penguasaan
kemampuan mengembangkan prospek kelompok
7.
Penguasaan
kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi
8.
Penguasaan
pemahaman konteks budaya, agama, dan seting kebutuhan khusus.
Dan keterampilan tambahan yang perlu dimiliki oleh koselor/ guru pembimbing dalam strategi konseling traumatik adalah:
1.
Pandangan
yang realistik
2.
Orientasi
yang holistik
3.
Fleksibilitas
4.
Keseimbangan
antara empati dan ketegasan
Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam layanan bimbingan dan konseling adalah dengan melakukan pengendalian diri dan mengenali potensi dari peserta didik/ konseli. Dibawah ini dijelaskan beberapa intelegensi jamak yang dimiliki oleh manusia menurut Howard Gardner (1993):
1. Intelegensi
Musikal, yaitu kemampuan seseorang untuk menggubah lagu, bernyanyi, dan
memainkan alat musik. Kecerdasan ini lazim dijumpai pada pemain sandiwara,
penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik,
penyelaras piano, dan budaya traditional tanpa bahasa tulis. Figur terkenal
orang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi adalah Mozart. Ciri-ciri yang
menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi adalah sebagai
berikut:
·
Sensitif
terhadap nada, irama, dan warna nada.
·
Sensitif
terhadap kekuatan emosi musik.
·
Sensitif
terhadap susunan musik yang rumit..
·
Bisa
jadi sangat spiritual.
2. Intelegensi
Badaniah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan anggota tubuh. Kecerdasan
ini biasanya ditemukan pada penari, aktor, atlet, juara olah raga, ahli mimik,
ahli bedah, karateka, pembalap, pekerja luar, dan bakat mekanis. Figur orang
terkenal yang memiliki kecerdasan ini adalah Michael Jordan seorang pebasket
dan Tiger Wood seorang pemain golf. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang
memiliki kecerdasan badaniah-kinetetis yang tinggi adalah sebagai berikut:
·
Memiliki
daya kontrol tubuh yang luar biasa.
·
Memiliki
daya kontrol terhadap objek.
·
Mengetahui
timing yang tepat.
·
Mempunyai
refleks yang sempurna dan sangat responsif terhadap lingkungan fisik.
·
Mahir
dalam kerajinan tangan.
·
Gampang
mengingat apa yang dilakukan, dan bukan apa yang dikatakan.
3. Intelegensi
Logik – Matematika, yaitu kemampuan seseorang untuk menghafal, menghitung, dan
menangani pemikiran logis. Kecerdasaan ini biasanya ditemukan pada ahli
matematika, ilmuwan, sarjana, penyelidik polisi, pengacara, dan akuntan. Figur terkenal
orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Marian Diamond seorang Profesor
Neuroanatomimdi Universitas California. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang
memiliki kecerdasan ini adalah:
·
Suka
berfikir abstrak, berhitung, keadaan teratur, komputer, ketepatan, memecahkan
masalah, dan bereksperimen.
·
Menggunakan
struktur logis.
4.
Intelegensi
Berbahasa, yaitu kemampuan seseorang untuk berbicara atau menulis. Kecerdasan ini
biasanya ditemukan pada novelis, penyair, penulis iklan, penulis naskah,
orator, pemimpin politik, editor, penerbit, jurnalis, dan penulis pidato. Figur
terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Winston Churchill, jurnalis
Inggris yang menjadi orator, pemimpin politik, dan penulis. Ciri-ciri yang
menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·
Sensitif
terhadap pola.
·
Mampu
berargumentasi.
·
Suka
mendengarkan, menulis, dan membaca.
·
Mempunyai
daya ingat yang tajam.
·
Menyukai
komunikasi yang lisan.
5.
Intelegensi
Ruang, yaitu kemampuan seseorang untuk melukis, memotret, atau mematung. Kecerdasan
ini umumnya dimiliki oleh arsitek, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur,
naturalis, ahli fisika, dan ahli strategi perang. Sosok terkenal orang yang
memiliki kecerdasan ini adalah Pablo Picaso seorang pelukis. Ciri-ciri yang menonjol
dari kecerdasaan ini adalah:
·
Berpikir
dengan gambar
·
Memiliki
indra konfiguratif
·
Suka
seni menggambar, melukis, dan memahat
·
Mudah
membaca peta, grafik, dan diagram
·
Memiliki
indra warna yang hebat
·
Menggunakan
semua indranya untuk membayangkan
6. Intelegensi Antar Pribadi, yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada polisi, guru, pemimpin religius, penasihat, penjual, manajer, relasi publik, dan pamong praja. Sosok terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Oprah Winfrey, pembawa acaratalk-show. Ciri-ciri yang menonjol dari kecerdasan ini adalah:
·
Memiliki
kemampuan bernegosiasi yang tinggi
·
Mahir
berhubungan dengan orang lain
·
Mampu
membaca maksud hati orang lain
·
Menikmati
berada di tengah-tengah orang banyak
·
Memiliki
banyak teman
·
Mampu
berkomunikasi dengan baik
·
Suka
menengahi pertengkaran
·
Mampu
membaca situasi sosial dengan baik
7. Intelegensi Intra Pribadi, yaitu kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan dan kesadaran diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada novelis, penasihat, orang tua bijak, filosof, guru, dan orang yang memiliki kesadaran diri yang dalam. Figur terkenal orang yang memiliki kecerdasan ini adalah Plato, seorang filosof. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·
Sensitif
terhadap nilai diri
·
Sangat
sadar terhadap perasaan diri
·
Sensitif
terhadap tujuan hidup
·
Sangat
sadar terhadap kekuatan dan kelemahan diri
·
Ingin
berbeda dari orang kebanyakan dan suka menyendiri
8. Intelegensi Natural, yaitu kemampuan seseorang untuk mengenal benda-benda disekitar. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada ilmuwan dan petualang alam. Ciri-ciri yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
·
Memiliki
rasa ingin tahu yan tinggi
·
Cinta
terhadap alam disekitarnya
9. Intelegensi Spiritual, yaitu kemampuan seseorang untuk memaknai kehidupannya. Menurut Ian Marshall (pengarang buku Spiritual Intelligency menyebutkan bahwa orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi itu adalah orang yang mampu berpikir realistis, mampu mengambil pelajaran dari kegagalan, siap menanggung resiko dari apa yang dilakukannya, dan konsisten antara apa yang dilakukan dengan apa yang dikatakan.
Langkah-langkah dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling
baik secara individu maupun kelompok secara garis besar diuraikan sebagai
berikut:
1.
Tahap
Awal Konseling
Tahap ini terjadi sejak klien bertemu
konselor hingga berjalannya proses konseling. Adapun yang dilakukan konselor
dalam proses konseling tahap awal ini adalah:
a.
Membangun
hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah
b.
Memperjelas
dan mendefinisikan masalah
c.
Membuat
penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah
d.
Menegosiasikan
kontrak
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini
sebagai tahap action. Yaitu mmbantu klien memperoleh pemahaman baru,
atau alternatif baru dalam memecahkan masalahnya. Tujuan dari tahap ini adalah:
a.
Menjelajahi
dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam
mengatasi masalah tersebut.
b.
Menjaga
agar hubungan konseling selalu terpelihara
c.
Proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak.
3. Tahap Akhir Konseling
Pada tahap ini, konseling ditandai oleh
beberapa hal:
a.
Menurunnya
kecemasan klien.
b.
Adanya
perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, dinamis, dan sehat.
c.
Adanya
tujuan hidup yang jelas di masa depan.
Adapun tujuan lain dari
tahap ini adalah:
a.
Terjadinya
transfer of learning pada diri klien
b.
Melaksanakan
perubahan perilaku klien dalam mengatasi masalahnya
c.
Berakhirnya
hubungan konseling

Tidak ada komentar:
Posting Komentar