Kamar itu
terlihat rapih. Dindingnya berwarna tosca, dengan hiasan buga-bunga dan
kupu-kupu. Jendela kamar dipojok kanan ruangan dibiarkannya terbuka, membiarkan
sinar mentari sore menerangi ruangan itu. Single bed dipojok kanan ruangan
ditutupi dengan seprei warna hijau. Lemari pakaian yang terbuat dari kayu
dengan dua pintu, dengan salah satu pintunya terdapat cermin, berdiri tegak tiga
langkah didepan single bed. Buku-buku manajemen dan keuangan tertata rapi di
rak buku disamping lemari pakaian, bercampur dengan novel-novel cinta dan fiksi
dari berbagai penulis. Foto-foto dengan ukuran 1r di tempel di atas sebuah
sterofoam yang ditempelkan didinding. Kamar itu memang tidak besar. Namun
cukuplah untuk menampung seorang gadis untuk sekedar melepaskan lelahnya
setelah beraktifitas selama seharian.
Sebuah kotak kecil
berwarna merah dengan gambar hati kecil-kecil berada diatas single bed.
Didalamnya terdapat sebuah surat, beberapa lembar foto, dan tiket film. Gadis
itu memindahkan kotak itu, dan meletakannya di bagian yang terdalam. Di tempat
yang tidak terlihat. Dan melupakan keberadaannya.
----------------------
Kau datang kepadaku
Rinai hujan
basahi dedaunan. Mengetuk-ngetuk atap perlahan-lahan. Semilir angin dingin
menusuk-nusuk hingga ketulung. Malam yang sunyi. Sungguh nyaman untuk digunakan
beristirahat. Apalagi setelah lelah dengan aktifitas seharian. Tara baru saja
ingin mematikan lampu kamarnya dan bersiap tidur, saat handphonenya tiba-tiba
berdering, menunjukan ada panggilan masuk. Saat ia raih handphone yang
diletakkannya diatas rak buku, handphone itu pun mati. Pertanda bahwa orang
yang menelponnya hanya berniat iseng saja. Kening tara berkerut. Ia tidak
mengenali nomer yang menelponnya barusan. Ia pun mengirim pesan kenomor
tersebut.
Maav, ini siapa ya?
Tara ya?
Iya. Ini siapa?
Ini Dahlan. Temennya
Ari.
Ari anak komunikasi?
Iya. Yang kemaren makan bareng
Ternyata orang
itu adalah Dahlan. Temannya Ari. Ari adalah kekasih dari sahabatnya Tara,
Nadin. Mereka saling mengenal karena mereka kuliah di universitas yang sama,
hanya jurusannya saja yang berbeda. Dan beberapa hari yang lalu, Nadin memang
mengajak Tara untuk makan bersama dengan teman-teman kekasihnya itu. Salah
satunya adalah Dahlan.
Mulai malam ini,
Tara dan Dahlan menjadi seorang teman.
----------------------
Dan
kau hadirkan rasa itu
Dahlan teman yang
menyenangkan. Dia pendengar yang baik. Dan dia memiliki sesuatu, sesuatu yang
membuat wanita mudah menyukainya. Termasuk Tara. Walaupun baru mengenalnya,
tapi Tara bisa mudah merasa akrab dan merasa nyaman bersamanya. Bahkan Tara
menceritakan masalalunya kepada Dahlan. Karena ia merasa Dahlan bisa dipercaya.
Nadine dan Ari
sebagai teman sangat mendukung kedekatan mereka. Bahkan Nadine pernah mengajak
Tara dan Dahlan nonton bersama. Dan acara ini terlihat seperti double Date,
karena mereka saling berpasangan. Bahkan mereka sempat foto bersama.
Tara ingin sekali
Dahlan bisa menjadi kekasihnya. Sama seperti Ari dan Nadine. Tara sudah
mengirimkan sinyal-sinyal bahwa ia menyukai Dahlan. Dan dia yakin, Dahlan juga
tau itu. Karena, teman-teman Ari dan Dahlan saja tau dan bisa melihat bagaimana
perasaan Tara terhadap Dahlan. Jadi, pastilah Dahlan juga tau itu. Tara hanya
akan menunggu. Menunggu Dahlan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Dan sebelum
saat itu tiba, dia akan menikmati hari-harinya bersama Dahlan.
----------------------
Lalu aku tersadar pada sebuah
kenyataan
Hubungan Tara dan
Dahlan semakin dekat. Saat dikampus mereka sering bersama-sama. Bukan dalam
arti berduaan, tapi bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Bahkan seluruh
teman-teman mereka sering menggoda mereka. Bagi Tara, itu adalah sebuah bentuk
dukungan.
Saat diluar
kampus, mereka juga intens beromunikasi. Biasanya mereka berkomunikasi melalui
media sosial dan secara pribadi. Jadi, teman-temannya tidak perlu tahu.
Tapi, Tara harus
dihadapkan pada sebuah kenyataan, bahwa Dahlan sudah memiliki kekasih. Dahlan
sudah memiliki kekasih yang sudah dipacarinya sejak 5 tahun terakhir. Walaupun
begitu, Tara masih berharap bahwa masih ada kesempatan untuknya di hati Dahlan.
Dia masih berharap untuk dapat menggantikan posisi wanita itu.
Tara memang tidak
melakukan apa-apa untuk mewujudkan keinginannya itu. Dia tetap bersikap seperti
biasa. Bersikap layaknya seorang teman. Dan tetap mengirimkan sinyal bahwa ia
menyukai Dahlan. Dan Dahlan pun tidak berubah. Dia tetap seorang teman yang
menyenangkan. dia juga tidak menjauh dari Tara. Tapi, hari itu pun tiba. Hari
dimana Dahlan benar-benar berubah dan Tara harus melupakan keinginannya.
Dahlan berubah.
Ia tidak pernah lagi membalas pesan-pesan dari Tara. Dan saat bertemu dikampus
pun, Dahlan lebih cuek. Seolah mereka tidak pernah dekat sebelumnya. Tara
diberitahu Nadine, bahwa Dahlan sudah tau perasaannya. Dan Dahlan mengatakan
kepada teman-temannya, bahwa kekasihnya cemburu terhadap Tara. Dan karena itu,
Dahlan harus menjauhi Tara. Dahlan tidak ingin melihat kekasihnya cemburu
ataupun sedih, karena ia sangat menyayanginya.
----------------------
Terimakasih
telah datang di hidupku.
Dan memberikan
warna baru dalam hidupku.
Akuuu ...
benar-benar menginginkanmu.
Menginginkanmu
sebagai seorang wanita.
Menginginkanmu
dan kesetianmu.
Aku bahagia
untukmu dan dia.
Walau
sejujurnya itu sangat menyakitkan bagiku.
Semoga suatu
saat nanti, aku mendapatkan kesetiaan yang sama.
Dan sayang,
seperti kau menyayanginya.
Tara lipat kertas
itu, dan memasukannya kedalam kotak kecil yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Didalamnya sudah ada beberapa lembar foto tentang dia dan Dahlan. Dan juga
tiket pertunjukan film, yang pernah ditontonnya bersama Dahlan. Mulai hari ini,
ia bertekad untuk menyimpan kenangan itu di bagian terdalam hatinya. Dan
menjadikannya sebuah warna bagi perjalanan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar