Hayyy ... kamu yang bahkan kita tak pernah saling mengenal, tapi harus bersinggungan dalam luka.
Apa kabar dirimu?? Ingin rasanya walau sekali kita bertemu 🙂
Mishari Rasyid Al - Ahfasy, suara murotalnya begitu merdu, dan yang paling banyak di putar di Indonesia (setidaknya di sekitarku). Selama tiga tahun ini, setiap kali mendengar suaranya, ada perih yang terasa. Jauh di sudut hatiku yg lain, selain bergetar karena mendengar suaranya membacakan firman Allah swt. hati ini juga perih karena mengenangmu. Mengenangmu yang tak pernah ku temui, dan mungkin bahkan kau tak pernah mengingatku sedikitpun.
Andalusia, sebuah kota yang di taklukan oleh Sultan Mohammed Al-Fatih II, sang panglima perang yang bahkan sudah di ramalkan oeh Rasulullah saw. Dan aku begitu mengaguminya. Tapi kalian, membuatku perih setiap kali mengingatnya. Ada bagian di sudut hatiku yang selalu mengenangmu, mengenang kalian.
Ini hanya sepotong cerita di masa lalu, yang mungkin akan di tertawakan di kemudian hari. Tapi sampai hari ini perih itu masih terasa.
Minggu, 08 Oktober 2017
Keegoisanku
Hay .. kamuu ..
Iya kamu, yang entah sedang memikirkan apa, karena kamu selalu punya pemikiran yang tak pernah mampu kupahami. apalagi kini, saat hatiku sudah terlampau menjauh, saat egoku sudah membuat tembok yang terlalu tinggi.
Aku hanya mau bilang, bahwa aku turut berbahagiaaa ...... sangat bahagia atasmuu 😘😘😘
Mungkin kau bertanya, mengapa aku tak mengatakannya langsung, mengapa sikapku justru bertentangan, ini karena kau tak mau berbagi bahagia itu bersamaku 😢. Yaaaa .. siapalah diriku yang memang sejak awal tak pernah kau anggap ☺. Dan ... yaa, egoku terlalu tinggi.
Aku tau ini salah, tapi bagaimanalah ketika hati ini sudah tergores terlalu dalam oleh tajamnya lidahmu. Aku terlampau kecewa, hingga hatiku tak bisa lagi memahamimu. Ini bukan salahmu kok, ini hanya karena egoku yg terlalu tinggi sehingga tak mampu lagi memahami semuanya.
Maaf, karena aku tak bisa membersamaimu dalam bahagiamu. Bukan ku tak ingin, tapi aku tak siap untuk di tolak. Lebih baik aku menyingkir daripada kecewa untuk yang kesekian kalinya.
Sekali lagi, aku katakan bahwa aku turut bahagia untukmu 😘😘, terimakasih untuk semua kisah yang pernah kita lukiskan beraama. Sekarang saatnya aku pamit dari hidupmu dan maaf untuk aku yang terlampau egois.
Iya kamu, yang entah sedang memikirkan apa, karena kamu selalu punya pemikiran yang tak pernah mampu kupahami. apalagi kini, saat hatiku sudah terlampau menjauh, saat egoku sudah membuat tembok yang terlalu tinggi.
Aku hanya mau bilang, bahwa aku turut berbahagiaaa ...... sangat bahagia atasmuu 😘😘😘
Mungkin kau bertanya, mengapa aku tak mengatakannya langsung, mengapa sikapku justru bertentangan, ini karena kau tak mau berbagi bahagia itu bersamaku 😢. Yaaaa .. siapalah diriku yang memang sejak awal tak pernah kau anggap ☺. Dan ... yaa, egoku terlalu tinggi.
Aku tau ini salah, tapi bagaimanalah ketika hati ini sudah tergores terlalu dalam oleh tajamnya lidahmu. Aku terlampau kecewa, hingga hatiku tak bisa lagi memahamimu. Ini bukan salahmu kok, ini hanya karena egoku yg terlalu tinggi sehingga tak mampu lagi memahami semuanya.
Maaf, karena aku tak bisa membersamaimu dalam bahagiamu. Bukan ku tak ingin, tapi aku tak siap untuk di tolak. Lebih baik aku menyingkir daripada kecewa untuk yang kesekian kalinya.
Sekali lagi, aku katakan bahwa aku turut bahagia untukmu 😘😘, terimakasih untuk semua kisah yang pernah kita lukiskan beraama. Sekarang saatnya aku pamit dari hidupmu dan maaf untuk aku yang terlampau egois.
Langganan:
Komentar (Atom)