Rabu, 02 Maret 2016

Success Protocol


SUCCESS PROTOCOL

1.    Work with Worship (Ikhtiar)
Kerja itu Ibadah. Jika hanya sekedar kerja, hewan juga bekerja. Buya Hamka sudah mengingatkan sejak puluhan tahun silam, bahwa sudah sepantasnya manusia memiliki nilai tambah dalam bekerja. Ketika bekerja, manusia hendaknya juga mencari keberkahan, keilmuan, pengalaman, silaturahim, nama baik, dan lain sebagainya.
Tidak semua kerja bernilai ibadah. Bukan mustahil seseorang sibuk-sibuk bekerja, namun ternyata nilai ibadahnya memuai dan menguap. Contohnya :
·      Ia curi-curi waktu di kantor. Atau, badannya dikantor tapi hati dan pikirannya diluar kantor.
·      Ia menjelek-jelekan atasan atau rekan kantor, bahkan sering bergunjing tentang kantor.
·      Ia tidak peduli dengan masalah kantor yang tidak berhubungan langsung dengan dirinya, dengan alasan beda divisi dan beda KPI, ia enggan menolong rekan kantor.
·      Ia mementingkan office politic daripada office performance.
·      Tidak jarang ia membenarkan dirinya sendiri, menyalahkan keadaan, bahkan opurtunis dari setiap keadaan di kantor.
·      Masuknya nyuap, datangnya telat, pulangnya cepat, ngeluhnya tiap saat, kerjanya nyendat-nyendat, dan malasnya berlipat-lipat.
Kerja hanya akan bernilai ibadah jika diiringi dengan niat yang benar, sikap yang benar, dan cara yang benar.
Hukum kekelan energi memastikan bahwa tiada energi yang musnah. Nah, bayangkan kita digaji Rp. 5 Juta, namun kita sepenuh hati bekerja dan berkinerja, misal nilai kerja dan kinerja itu mencapai Rp. 8 Juta, maka selisihnya sebesar Rp. 3 Juta akan Allah tambahkan dalam bentuk yang lain. Contoh, tubuh yang sehat, hati yang lembut, pasangan yang menentramkan, anak yang menyenangkan, masa tua yang penuh kenangan, dll.
Yang sebaliknya juga terjadi, bayangkan kita digaji Rp. 5 Juta, namun nilai kinerja kita hanya Rp. 3 Juta, maka kekurangan sebesar Rp. 2 Juta itu akan Allah ambil dalam bentuk yang lain. Misalnya, tubuh yang sakit, hati yang resah, pasangan yang berulah, anak yang bermasalah, masa tua yang susah, dan sebagainya.

2.    Work with Network (Ittihad)
Kepercayaan dan saling percaya akan mengandung keberkahan. Kepercayaan juga mengandung manfaat horizontal, yakni silaturahim. Para profesional meletakkan ruh silaturahim dalam praktik Customer Relationship Management, Community Marketing, Socmed Marketing, multilevel Marketing, Co-Branding, Public Relation, Testimonial Advertisement, Refrential Selling, dan sebagainya. Setidaknya kata silaturahim diterjemahkan menjadi kata relasi, akses, ataupun network.
Saat berhubungan dengan orang lain, silahkan saja memiliki pendapat yang TEGAS, setuju atau tidak, benar atau salah. Sekali lagi, TEGAS. Tapi jangan buru-buru menghujat dan menuduh. Jika setiap salah dan beda pendapat dengan seseorang  kita langsung menjauh darinya, lama-lama kita tidak punya teman dan guru. Gugur semua satu per satu. Jangan juga jadikan mata kita seperti mata lalat yang hanya mencari sesuatu yang busuk dan buruk. Lebih baik seperti mata lebah, hanya mencari sesuatu yang manis dan baik.
Dalam menyikapi hal-hal yang salah disekitar kita, hendaklah kita senantiasa menggunakan rumus matematika yang sudah sangat kita kenal ini, yaitu:
·      Hal yang benar (postive) jika kita benarkan (positive), akan menjadi sebuah kebaikan bagi kita (positive). (+ x + = +)
·      Hal yang benar (postive) jika kita salahkan (negative), akan menjadi sebuah keburukan bagi kita (negative). (+ x - = -)
·      Hal yang salah (negative) jika kita benarkan (postive), akan menjadi sebuah keburukan bagi kita (negative). (- x + = -)
·      Hal yang salah (negative) jika kita salahkan (negative), akan menjadi kebaikan bagi kita (positive).  (- x - = +)
Kita semua tahu bahwa hubungan horizontal (hablu minannas) tak kalah pentingnya dengan hubungan vertikal (hablu minallah). Dan silaturahim iu juga mengundang rezeki.

3.    Perfection for Satisfaction (Itqan)
Itqan itu bekerja dengan : Teliti dan hati-hati, Sepenuh hati, dan bermutu tinggi (dengan eksekusi terbaik, fokus terbaik, spirit terbaik, dan material terbaik). Itulah sebuah kesempurnaan (dengan memberikan yang terbaik) untuk sebuah kepuasan.
Jarang orang mengetahui, bahwa Adzan mengandung kalimat-kalimat menggugah yang melebihi yel-yel motivasi :
·      Ketika muadzin berseru “Allahu Akbar”, kita diingatkan untuk bermimpi besar (akbar).
·      Dalam mencapai impian yang besr itu, kita memerlukan teladan (role model) dan itu tercermin pada nabi Muhammad SAW yang namanya diserukan setelah nama Allah SWT.
·      Marilah Sholat” adalah seruan untuk bergerak dan bertindak (action), setelah tertanamnya keyakinan kepada-Nya.
·      Marilah menuju kemenangan”, adalah seruan untuk menang (winning). Bukan sekedar bergerak dan bertindak.
·      Nama Allah SWT kembali diserukan dibagian akhir, sebagai pengingat bahwa segala kemenangan itu berasal dari Allah SWT.

4.    Introspection for Improvement (I’tikaf)
Salah satu kebiasaan menurut Stephen Covey adalah “Mengasah Gergaji” (sharpen the saw), termasuklah didalamnya introspeksi diri dan evaluasi diri. Istilahnya, evaluasi di tengah eksekusi. Orang-orang strategic management tahu bahwa segala sesuatu hanya bisa ditingkatkan kalau sudah di evaluasi.
Ada tiga alasan mengapa kesombongan harus dijauhi dalam berkarier dan berbisnis.
·      Kesombongan dapat memangkas self-esteem
·      Kesombongan bisa menular dan menjalar
·      Kesombongan memberikan sifat negatif lain, misalnya enggan untuk melayani, enggan untuk memperbaiki diri, sungkan untuk minta maaf, dan masih banyak lagi.

5.    Persistency with Spirituality (Ihsan)
6.    Productivity with Sincerity (Ikram)