Minggu, 25 Januari 2015

Kenyataan



Kamar itu terlihat rapih. Dindingnya berwarna tosca, dengan hiasan buga-bunga dan kupu-kupu. Jendela kamar dipojok kanan ruangan dibiarkannya terbuka, membiarkan sinar mentari sore menerangi ruangan itu. Single bed dipojok kanan ruangan ditutupi dengan seprei warna hijau. Lemari pakaian yang terbuat dari kayu dengan dua pintu, dengan salah satu pintunya terdapat cermin, berdiri tegak tiga langkah didepan single bed. Buku-buku manajemen dan keuangan tertata rapi di rak buku disamping lemari pakaian, bercampur dengan novel-novel cinta dan fiksi dari berbagai penulis. Foto-foto dengan ukuran 1r di tempel di atas sebuah sterofoam yang ditempelkan didinding. Kamar itu memang tidak besar. Namun cukuplah untuk menampung seorang gadis untuk sekedar melepaskan lelahnya setelah beraktifitas selama seharian.
Sebuah kotak kecil berwarna merah dengan gambar hati kecil-kecil berada diatas single bed. Didalamnya terdapat sebuah surat, beberapa lembar foto, dan tiket film. Gadis itu memindahkan kotak itu, dan meletakannya di bagian yang terdalam. Di tempat yang tidak terlihat. Dan melupakan keberadaannya.
----------------------
Kau datang kepadaku
Rinai hujan basahi dedaunan. Mengetuk-ngetuk atap perlahan-lahan. Semilir angin dingin menusuk-nusuk hingga ketulung. Malam yang sunyi. Sungguh nyaman untuk digunakan beristirahat. Apalagi setelah lelah dengan aktifitas seharian. Tara baru saja ingin mematikan lampu kamarnya dan bersiap tidur, saat handphonenya tiba-tiba berdering, menunjukan ada panggilan masuk. Saat ia raih handphone yang diletakkannya diatas rak buku, handphone itu pun mati. Pertanda bahwa orang yang menelponnya hanya berniat iseng saja. Kening tara berkerut. Ia tidak mengenali nomer yang menelponnya barusan. Ia pun mengirim pesan kenomor tersebut.
          Maav, ini siapa ya?
          Tara ya?
          Iya. Ini siapa?
          Ini Dahlan. Temennya Ari.
          Ari anak komunikasi?
          Iya. Yang kemaren makan bareng
Ternyata orang itu adalah Dahlan. Temannya Ari. Ari adalah kekasih dari sahabatnya Tara, Nadin. Mereka saling mengenal karena mereka kuliah di universitas yang sama, hanya jurusannya saja yang berbeda. Dan beberapa hari yang lalu, Nadin memang mengajak Tara untuk makan bersama dengan teman-teman kekasihnya itu. Salah satunya adalah Dahlan.
Mulai malam ini, Tara dan Dahlan menjadi seorang teman.
----------------------
Dan kau hadirkan rasa itu
Dahlan teman yang menyenangkan. Dia pendengar yang baik. Dan dia memiliki sesuatu, sesuatu yang membuat wanita mudah menyukainya. Termasuk Tara. Walaupun baru mengenalnya, tapi Tara bisa mudah merasa akrab dan merasa nyaman bersamanya. Bahkan Tara menceritakan masalalunya kepada Dahlan. Karena ia merasa Dahlan bisa dipercaya.
Nadine dan Ari sebagai teman sangat mendukung kedekatan mereka. Bahkan Nadine pernah mengajak Tara dan Dahlan nonton bersama. Dan acara ini terlihat seperti double Date, karena mereka saling berpasangan. Bahkan mereka sempat foto bersama.
Tara ingin sekali Dahlan bisa menjadi kekasihnya. Sama seperti Ari dan Nadine. Tara sudah mengirimkan sinyal-sinyal bahwa ia menyukai Dahlan. Dan dia yakin, Dahlan juga tau itu. Karena, teman-teman Ari dan Dahlan saja tau dan bisa melihat bagaimana perasaan Tara terhadap Dahlan. Jadi, pastilah Dahlan juga tau itu. Tara hanya akan menunggu. Menunggu Dahlan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Dan sebelum saat itu tiba, dia akan menikmati hari-harinya bersama Dahlan.
----------------------
Lalu aku tersadar pada sebuah kenyataan
Hubungan Tara dan Dahlan semakin dekat. Saat dikampus mereka sering bersama-sama. Bukan dalam arti berduaan, tapi bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Bahkan seluruh teman-teman mereka sering menggoda mereka. Bagi Tara, itu adalah sebuah bentuk dukungan.
Saat diluar kampus, mereka juga intens beromunikasi. Biasanya mereka berkomunikasi melalui media sosial dan secara pribadi. Jadi, teman-temannya tidak perlu tahu.
Tapi, Tara harus dihadapkan pada sebuah kenyataan, bahwa Dahlan sudah memiliki kekasih. Dahlan sudah memiliki kekasih yang sudah dipacarinya sejak 5 tahun terakhir. Walaupun begitu, Tara masih berharap bahwa masih ada kesempatan untuknya di hati Dahlan. Dia masih berharap untuk dapat menggantikan posisi wanita itu.
Tara memang tidak melakukan apa-apa untuk mewujudkan keinginannya itu. Dia tetap bersikap seperti biasa. Bersikap layaknya seorang teman. Dan tetap mengirimkan sinyal bahwa ia menyukai Dahlan. Dan Dahlan pun tidak berubah. Dia tetap seorang teman yang menyenangkan. dia juga tidak menjauh dari Tara. Tapi, hari itu pun tiba. Hari dimana Dahlan benar-benar berubah dan Tara harus melupakan keinginannya.
Dahlan berubah. Ia tidak pernah lagi membalas pesan-pesan dari Tara. Dan saat bertemu dikampus pun, Dahlan lebih cuek. Seolah mereka tidak pernah dekat sebelumnya. Tara diberitahu Nadine, bahwa Dahlan sudah tau perasaannya. Dan Dahlan mengatakan kepada teman-temannya, bahwa kekasihnya cemburu terhadap Tara. Dan karena itu, Dahlan harus menjauhi Tara. Dahlan tidak ingin melihat kekasihnya cemburu ataupun sedih, karena ia sangat menyayanginya.
----------------------
Terimakasih telah datang di hidupku.
Dan memberikan warna baru dalam hidupku.
Akuuu ... benar-benar menginginkanmu.
Menginginkanmu sebagai seorang wanita.
Menginginkanmu dan kesetianmu.
Aku bahagia untukmu dan dia.
Walau sejujurnya itu sangat menyakitkan bagiku.
Semoga suatu saat nanti, aku mendapatkan kesetiaan yang sama.
Dan sayang, seperti kau menyayanginya.

Tara lipat kertas itu, dan memasukannya kedalam kotak kecil yang sudah dia siapkan sebelumnya. Didalamnya sudah ada beberapa lembar foto tentang dia dan Dahlan. Dan juga tiket pertunjukan film, yang pernah ditontonnya bersama Dahlan. Mulai hari ini, ia bertekad untuk menyimpan kenangan itu di bagian terdalam hatinya. Dan menjadikannya sebuah warna bagi perjalanan hidupnya.